Penggolongan pupuk dapat didasarkan pada beberapa hal:
- Kebutuhan tanaman: pupuk makro dan pupuk mikro.
Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, yaitu Nitogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan Magnesium (Mg). Sedangkan pupuk mikro adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, yaitu Boron (B), Copper (Cu), Zinc (Zn), dan Ferrum (Fe).- Kandungan unsur hara: pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara makro. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara makro.
- Jenis unsur hara: pupuk nitrogen, pupuk fosfat, pupuk kalium, pupuk magnesium, pupuk NPK, dll. Pupuk nitogen adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen.
- Sumbernya: pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang diambil langsung dari alam sebagai bahan tambang tanpa adanya pemrosesan kimiawi. Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan dari proses secara buatan baik khemis maupun fisik.
- Reaksi di dalam tanah: pupuk bersifat masam, pupuk bersifat basa, dan pupuk bersifat netral. Ini didasarkan pada pengaruh pupuk terhadap sifat kemasaman tanah.
- Senyawa kimia: pupuk organik dan pupuk anorganik
- Bentuk: pupuk padat, pupuk cair, dan pupuk gas
VI. REKOMENDASI PEMUPUKAN
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit adalah iklim dan unsur hara. Faktor iklim yang terdiri dari curah hujan, temperatur, kelembaban, radiasi, dsb merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan dan dikelola. Sedangkan faktor unsur hara dapat dilakukan pengendalian atau dikelola dengan cara pemupukan dan tindakan kultur teknis.
Strategi dalam penyusunan rekomendasi pemupukan adalah memberikan unsur hara (dosis pupuk) yang mencukupi dan seimbang pada tanaman sehingga memungkinkan dicapainya produktifitas yang optimum. Untuk mencapai tujuan tsb, diperlukan rangkaian kerja yang saling berkaitan, yaitu:
- Percobaan pemupukan. SMARTRI telah membangun rangkaian percobaan pemupukan yang menyebar hampir di seluruh wilayah perkebunan pada areal dengan kondisi tanah & iklim yang dominan dan dapat mewakili areal sekitarnya.
- Pengambilan contoh daun (LSU)
- Pengamatan defisiensi hara
- Analisa daun di laboratorium
- Pengambilan contoh tanah (SSU)
- Analisa tanah di laboratorium
- Penyusunan rekomendasi
- Aplikasi pemupukan yang baik (jenis, dosis, cara, waktu)
- Data produksi dan pengelolaan kultur teknis
Semua data tsb diolah dan dianalisis untuk menentukan dosis pupuk yang direkomendasikan.
Pengaruh pemupukan terhadap produksi memerlukan waktu sekitar 2 – 3 tahun. Selama waktu tsb, segala hal yang menyebabkan tanaman stress akan berpengaruh terhadap produksi. Misalnya tanaman akan cenderung membentuk bunga jantan jika pada saat determinasi sex terjadi stress air. Gambaran mengenai pengaruh stress ini disajikan pada diagram berikut (von Uexkull, H.R. and Fairhust, T.H. 1991)
Faktor iklim merupakan hal yang sangat menarik dan penting mengingat kondisi iklim sangat menentukan tingkat produksi tanaman. Pengaruh curah hujan dengan produksi digambarkan seperti table di bawah ini dan gambar di lampiran yang merupakan hasil studi Caliman, J. P. di SBYE tahun 1997 dan 1999.
Kekurangan air akan berpengaruh negatif terhadap produksi sampai dengan 2 tahun ke depan. Penurunan produksi tahun pertama berkisar antara 6-10% produksi normal per 100 mm defisit air dan tahun kedua berkisar antara 2-5% produksi normal per 100 mm defisit air. Besarnya pengaruh defisit air terhadap produksi dipengaruhi banyak faktor yang antara lain: umur tanaman, tingkat produksi saat terjadi kekeringan, fisiologis tanaman dsb. Pengaruh negatif umumnya dimulai 6 bulan setelah terjadi defisit air, misalnya aborsi janjang dsb. Akibat adanya defisit air yang besar, ada kemungkinan akan terjadi perubahan pola produksi.
Perkiraan Produksi pada th. 1998 dan 1999 (Ton/Ha)
Water Defisit 1997 ( mm ) | Umur dan Tahun Tanam | ||
± 5/6 – 11 th 1986 – 1991/1992 | ± 12 – 18 th 1980 – 1985 | > 18 th < 1980 | |
Produksi th. 1998 | |||
0 | 26 | 28 | 26 |
100 | 23.5 – 24.0 | 25.5 – 26.5 | 24.0 – 24.5 |
200 | 21.0 – 22.0 | 23.0 – 25.0 | 22.5 – 23.0 |
300 | 18.5 – 20.0 | 20.5 – 23.5 | 20.5 – 21.5 |
400 | 16.0 – 18.0 | 18.0 – 20.0 | 19.0 – 20.0 |
500 | 13.5 – 16.0 | 15.5 – 20.5 | 17.0 – 18.5 |
600 | 11.0 – 14.0 | 13.0 – 19.0 | 15.0 – 17.0 |
Produksi th. 1999 | |||
0 | 26 | 28 | 26 |
100 | 24.5 – 25.0 | 26.5 – 27.5 | 25.0 |
200 | 23.5 – 24.5 | 25.0 – 27.0 | 24.5 |
300 | 22.0 – 23.5 | 23.5 – 26.5 | 23.5 |
400 | 21.0 – 23.0 | 22.0 – 26.0 | 23.0 |
500 | 19.5 – 22.0 | 20.5 – 25.5 | 22.0 |
600 | 18.0 – 21.0 | 19.0 – 25.0 | 21.0 |
Metodologi kegiatan rekomendasi pemupukan secara umum seperti pada diagram di bawah ini.
Kondisi geografis sangat menentukan performance tanaman dan kadar hara daun optimum. Sebagai contoh, di areal Bangka, Sumsel kadar K optimum mendekati nilai 1.1%, sedangkan di wilayah Kalsel cukup sekitar 0.95%. Sebagai gambaran umum tabel di bawah ini menyajikan kriteria kadar hara daun.
Kriteria Kadar Hara Daun pada Pelepah-17 (von Uexkull, H.R. and Fairhust, T.H. 1991)
Umur | Unsur | Defisiensi | Optimum | Kelebihan |
< 6 Th | N (%) | < 2.5 | 2.6 – 2.9 | > 3.1 |
P (%) | < 0.15 | 0.16 – 0.19 | > 0.25 | |
K (%) | < 1.00 | 1.1 – 1.3 | > 1.8 | |
Mg (%) | < 0.20 | 0.3 – 0.45 | > 0.7 | |
Ca (%) | < 0.30 | 0.5 – 0.7 | > 0.7 | |
S (%) | < 0.2 | 0.25 – 0.40 | > 0.6 | |
Cl (%) | < 0.25 | 0.5 – 0.7 | > 1.0 | |
B (ppm) | < 8 | 15 – 25 | > 40 | |
Cu (ppm) | < 3 | 5 – 8 | > 15 | |
Zn (ppm) | < 10 | 12 -18 | > 80 | |
≥ 6 Th | N (%) | < 2.3 | 2.4 – 2.8 | > 3.0 |
P (%) | < 0.14 | 0.15 – 0.18 | > 0.25 | |
K (%) | < 0.75 | 0.9 – 1.2 | > 1.6 | |
Mg (%) | < 0.20 | 0.25 – 0.40 | > 0.7 | |
Ca (%) | < 0.25 | 0.5 – 0.75 | > 1.0 | |
S (%) | < 0.20 | 0.25 – 0.35 | > 0.6 | |
Cl (%) | < 0.25 | 0.5 – 0.7 | > 1.0 | |
B (ppm) | < 8 | 15 – 25 | > 40 | |
Cu (ppm) | < 3 | 5 – 8 | > 15 | |
Zn (ppm) | < 10 | 12 – 18 | > 80 |
- Jenis dan Sifat Pupuk
- Standard Pupuk: SNI dan Sirim Malaysia
Jenis Pupuk | Rumus Kimia | Kadar Unsur Hara Utama | Reaksi Kemasaman | Bentuk | Warna | Kelarutan dalam air | Higroskopisitas |
UREA | (NH2)2CO | 42 – 46% N | Sedikit masam | Kristral dan butir | Putih | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 73% |
ZA (Zwavelzure Ammoniak)/ Ammonium Sulfat | (NH4)2SO4 | 20 – 21% N dan 21 – 27% S | Masam | Kristal | Putih kelam sampai putih kekuningan | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 80% |
Natrium Nitrat (NN) | NaNO3 | 16 % N dan 26% Na | Netral sampai basa | Kristal | Berbagai warna: merah, kuning, kelabu, dan ungu | Mudah larut | Higroskopis pada kelembaban nisbi 72% |
TSP (Triple Super Phosphate) | Ca(H2PO4)2.H2O | 44-52% P2O5 | Netral | Butiran (granul) | Abu-abu | Dapat larut | Tidak higroskopis |
Fosfat Alam (RP= Rock Phosphate) | Ca3(PO4)2 | Sangat beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5 | Netral sampai basa | Tepung (serbuk) | Tergantung sumbernya. Abu-abu keputihan, merah kecoklatan | Kelarutan sangat rendah | Tidak higroskopis |
Kalium Clorida (MOP=Muriate of Potash) | KCl | 52 – 60% K2O, dan 47 % Cl | Netral sampai agak masam | Kristal | Merah, putih kotor | Dapat larut | Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84% |
Kalium Sulfat (ZK=Zwavelzure Kali) | K2SO4 | 49-53% K2O | Netral sampai agak masam | Kristal | Putih keabu-abuan | Dapat larut | Kurang higroskopis |
Kieserit | MgSO4.H2O | 27% MgO dan 22% S | Agak masam | Tergantung sumbernya: Kristal dan tepung | Putih keabu-abuan, atau putih | Tergantung sumbernya: Agak sukar larut sampai dapat larut | Tidak higroskopis |
Dolomit | CaMg(CO3)2 | 18-22% MgO, dan 40% CaO | Basa | Tepung | Putih atau putih keabu-abuan | Sukar larut | Tidak higroskopis |
HGFB | Na2B4O7.5H2O | 45% B2O5 | Kristal | Putih kotor | Mudah larut | Higroskopis | |
Copper | CuSO4.5H2O | 26% Cu dan 13% S | Masam | Kristal | Biru | Mudah larut | Higroskopis |
Zinc | ZnSO4.H2O | 36% Zn | Masam | Kristal | Mudah larut | Higroskopis | |
Ferrum | FeSO4.7H2O | 19% Fe | Masam | Kristal | Mudah larut | Higroskopis | |
15:15:6:4 | 15%N, 15%P2O5, 6% K2O, 4% MgO | Netral sampai agak masam | Butir (granul) | Coklat kemerahan | Mudah larut | Agak higroskopis | |
12:12:17:2 | 12%N, 12%P2O5, 17%K2O, 2%MgO | Netral sampai agak masam | Butir (granul) | Merah kecoklatan | Mudah larut | Agak higroskopis | |
13:6:27:4:0.65B | 13%N, 6%P2O5, 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B | Butir (granul) | Mudah larut | Agak higroskopis |
No | Judul Standar | No. SNI | Parameter Analisis | Persyaratan | |||
1 | Pupuk Amonium Sulfat (NH4)2SO4 | 02-176-1990 | Nitrogen Belerang Asam bebas sebagai H2SO4 Air | Min. 20 % Min. 23 % Maks. 0.1 % Maks. 1 % | |||
2 | Pupuk Tripel Super Posfat (TSP/Ca(H2PO4)2 | 02-0086-1987 | Unsur hara fosfat : - Yang diserap sebagai P2O5 - Yang larut dalam air sebagai P2O5 - Air - Yang larut sebagai H3PO4 | Min. 46 % Min. 40 % Maks. 4 % Maks. 4 % | |||
3 | Pupuk Tripel Super Fosfat Plus Zn | 02-2800-01992 | Unsur hara fosfat sebagai P2O5 : - Total - Yang dapat diserap - Yang terlarut air - Air - Asam bebas sebagai H3PO4 - Zn sebagai ZNO | Min. 45 % Min. 43 % Min. 35 % Maks. 5 % Maks. 5 % Min. 0.2 % | |||
4 | Pupuk NPK Padat | 02-02803-2000 | - Nitrogen Total - Fosfat larut asam sitrat 2 % sebagai P2O5 - Kalium sebagai K2O - Jumlah kadar N, P2O5 dan K2O - Kadar Air | Min. 6 % Min. 6 % Min. 6 % Min. 30 % Maks. 2 % | |||
5 | Pupuk Amonium Chlorida (NH4Cl) | 02-2581-1992 | Nitrogen Air Asam sebagai HCl | Min. 26 % Maks. 1 % Maks. 0.08 % | |||
6 | Pupuk Dolomit (CaMg(CO3)2 | 02-2804-1992 | Magnesium sebagai MnO Calsium sebagai CaO Al2O3 + Fe2O3 Air Silikat sebagai SiO2 Bentuk tepung : - Lolos saringan 40 mesh - Lolos saringan 60 mesh | Min. 18 % Min. 30 % Maks. 3 % Maks. 5 % Maks. 3 % 100 % Maks. 50 % | |||
7 | Pupuk Kalium Chlorida (Mriate of Potash/MOP/KCl | 02-2805-1992 | Kalium sebagai K2O Air | Min. 60 % Maks. 0.5 % | |||
8 | Pupuk Mono Amonium Fosfat (MAP/NH4H2PO4) | 02-2810-1992 | Nitrogen Fosfat sebagai P2O5 Air | Min. 11 % Min. 48 % Maks. 1 % | |||
9 | Urea Amonium Fosfat | 00-2811-1992 | Nitrogen Fosfat sebagai P2O5 Air Butiran : -Lolos ayakan Tyler 4 mesh dan tidak lolos 16 mesh | Min 90 % | |||
10 | Pupuk Diamnium Fosfat DAP/(NH4)2HPO4 | 02-2858-1992 | Nitrogen Fosfat sebagai P2O5 Air Ukuran butiran : - Lolos 6 Tyler mesh tidak lolos 16 Tyler mesh | Min.18 % Min. 46 % Maks. 1 % Min. 80 % | |||
11 | Pupuk Super Fospat (SP-36) | 02-3769-1995 | Unsur hara fosfat sebagai P2O5 - Total - Yang dapat diserap - Yanglarut air - Belerang sebagai S - Asam bebas sebagai H3PO4 - Air | Min. 36 % Min. 34 % Min. 30 % Min. 5 % Maks. 6 % Maks. 5 % | |||
12 | Pupuk Fosfat Alam untuk Pertanian | 02-3776-1995 | Uraian | Kualitas A | Kualitas B | Kualitas C | |
Unsur hara fosfat sebagai P2O5 - Total - Larut dalam asam sitrat 2 % - Larut dalam asam formiat 2 % - Ca dan mg setara CaO - R2O3 (Al2O3 + Fe2O3) - Air - Kehalusan - Lolos 80 mesh Tyler - Lolos 25 mesh Tyler | Min. 28 % Min. 10 % Min. 14 % Min. 40 % Maks. 3 % Maks. 3 % Min. 50 % Min. 80 % | Min. 24 % Min. 8 % - Min. 40 % Maks. 6 % Mas. 3 % Min. 50 % Min. 80 % | Min. 18 % Min. 6 % - Min. 35 % Maks. 15 % Maks. 3 % Min. 50 % Min. 80 % | ||||
13 | Pupuk Super Fosfat (SP-36) Plus Zn | 02-4873-1998 | Unsur hara Posphor sebagai P2O5 - Total - Larut dalam asam sitrat 2 % - Larut air - Belerang sebagai S - Asam bebas sebagai H3PO4 - Zn sebagai ZnO - Air | Mi. 36 % Min. 34 % Min. 30 % Min. 5 % Maks. 6 % 0.2 – 0.3 % Maks. 5 ppm | |||
14 | Pupuk Borate | 02-4959-1999 | Boron Oksida (B2O3) Natrium Oksida (NaCl) Sulfat (SO4) Kadmium (Cd) | Min. 45 % Min. 20 % Maks. 0.02 % Maks. 35 ppm | |||
15 | Pupuk Cair Sisa Proses Asam Amino (Simpramin) | 02-4958-1999 | Keadaan : - Bentuk - Warna - pH - Bobot jensi pada 25°C - Total Nitrogen - Bahan Organik | Cair Coklat kehitaman 5.5 - 6.5 1.10 – 4.0 % Min. 8.0 % | |||
Standard SIRIM’s Malaysia
Nr. | Jenis Pupuk | Element Analysis | Spesifikasi | Reference |
1. | Urea (granular & prilled) CO(NH2)2 |
| 45.0 % min. 0.5 % max.(prilled) 1.0 % max granular 1.0 % max. 2.5 % max. | MS14 part 1 & 2 UDC661.717.5 - 631.4 (first revision) |
2. | Ammonium Sulphate (NH4)2SO4 | a. Total N b. Free Acidity as H2SO4 c. Moisture | 20.5 % min 0.03% max. 1.00 % max. | MS13 : 1993 UDC661.522. - 631.841.1 (first revision) |
3. | Ammonium Chlorida NH4Cl |
| 25,0 % min. 2.0 % max. 2.0 % max. — | MS1330 : 1993 UDC661.521 |
4. | Ammonium Nitrat NH4NO3 |
| 25.0%min. (granular) 35.0%min. (prilled) 1.0%max. | MS53 : 1993 (first revision) |
5. | di-Ammonium posphat (NH4)2PO4 |
| 18.0% min. 45.0% min. 41.0% min. 2.0% max. | MS1329 : 1993 UDC631.859.13 |
6. | Triple Superphosphate | a. Total P as P2O5
c. Moisture | 45.0 % min. 43,0 % min. 5.0 % max | SNI-02-2800-1992 |
7. | Single Superphosphate |
| 18.0 % min. 4.0 % max. 5.0 % max. | MS51 : 1993 UDC631.855 |
8. | Rock Phospate | a. Total P as P2O5 b Citric Acid soluble P as P2O5
| 28.0 % min. 7.5 % min. 5.0 % max. 3.0 % max. 1.0 % max. 95 % min. | MS46 : 1993 UDC631.85 (first revision) |
9. | Potassium Chloride KCl |
| 60,0 % main. 46,0 % min. 1,00 % max. | MS15 : 1993 UDC631.85 |
10. | Potassium Sulphate K2SO4 |
| 50,0 % min. 37,0 % min. 1,00 % max. | MS16 : 1993 UDC631.833.2 (first revision) |
11. | Kieserite MgSO4.H20 |
| 25,0 % min. 60,0 % min. 1,00 % max. | MS54 : 1993 UDC631.883 (first revision) |
12. | di-Sodium tetra Borate Pentahydrate Na2B4O7.5H2O |
| 46,0% min. 1,00 % max. | MS1363 : 1993 |
13. | Mixture Fertiliser |
| 10%max.permissible tolerances of quoted value 10%max.permissible tolerances of quoted value 10%max.permissible tolerances of quoted value 2.0% max. 1.0 % max. 5.0% max. (if contain TSP & SP) | MS644 : 1980 UDC631.8 |
0 komentar:
Posting Komentar